Arti Metode LIFO Untuk Jasa Cargo Logistik

Metode LIFO (Last In, First Out) dalam konteks jasa kargo dan logistik merujuk pada prinsip pengelolaan persediaan di mana barang yang terakhir masuk ke gudang atau fasilitas penyimpanan adalah barang yang pertama kali dikeluarkan atau dikirimkan.

Di dunia industri cargo logistik, efisiensi dan pengelolaan barang sangatlah penting. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mencapai hal ini adalah LIFO atau Last In, First Out. Apa sih arti LIFO sebenarnya? Metode ini memiliki peranan krusial dalam mengatur alur pengiriman barang serta meminimalisir kerugian. Mari kita telusuri lebih jauh tentang bagaimana metode ini diterapkan dalam jasa cargo logistik dan apa saja keuntungan serta kerugiannya.

Berikut a arti LIFO dalam jasa kargo :

• Prinsip Dasar: LIFO adalah kebalikan dari metode FIFO (First In, First Out). Jika di FIFO barang yang pertama masuk akan keluar duluan, maka di LIFO, barang yang paling baru masuk justru yang akan dikeluarkan pertama kali.

• Penerapan dalam Gudang/Penyimpanan: Dalam praktiknya, ini berarti barang yang baru saja tiba di gudang akan ditempatkan di posisi yang lebih mudah diakses, sehingga ketika ada permintaan pengiriman, barang-barang inilah yang akan diambil terlebih dahulu.

• Tujuan LIFO dalam Logistik (meskipun kurang umum untuk barang berumur pendek):

  • Efisiensi Bongkar Muat: Untuk beberapa jenis barang, terutama yang tidak memiliki tanggal kedaluwarsa atau nilai yang tidak cepat menurun, LIFO bisa memudahkan proses bongkar muat karena barang terakhir masuk seringkali lebih mudah dijangkau.
  • Penilaian Persediaan (Aspek Akuntansi): Meskipun jarang diterapkan secara fisik untuk semua jenis barang dalam logistik, konsep LIFO secara akuntansi dapat digunakan untuk menilai persediaan. Dalam periode inflasi (harga barang cenderung naik), LIFO dapat menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang lebih tinggi, sehingga laba kotor terlihat lebih rendah dan berpotensi mengurangi beban pajak. Namun, perlu dicatat bahwa di Indonesia, metode LIFO tidak diperbolehkan lagi berdasarkan PSAK 14 untuk tujuan akuntansi keuangan.
  • Manajemen Laba: Dengan melaporkan laba yang lebih rendah di periode inflasi, perusahaan dapat mengelola laba yang dilaporkan.

• Kelebihan Potensial LIFO (secara umum, bukan hanya logistik):

  • Menghemat pengeluaran pajak (dalam kondisi inflasi, jika diizinkan).
  • Mencerminkan biaya terkini dalam perhitungan harga pokok penjualan.
  • Dapat membantu mengatur kas untuk kebutuhan lain dengan laba bersih lebih rendah.

• Kekurangan LIFO:

  • Tidak Realistis Secara Fisik: Untuk banyak jenis barang, terutama yang memiliki tanggal kedaluwarsa (makanan, minuman, obat-obatan) atau yang nilainya cepat menurun, penerapan LIFO secara fisik sangat tidak disarankan karena dapat menyebabkan penumpukan barang lama yang berisiko rusak atau kedaluwarsa.
  • Kompleksitas Akuntansi: Pencatatan dengan metode LIFO bisa lebih rumit.
  • Tidak Sesuai Standar Akuntansi Internasional: Seperti yang disebutkan, di banyak negara, termasuk Indonesia, LIFO tidak diizinkan dalam pelaporan keuangan.

Kesimpulan :

Dalam jasa kargo logistik, terutama untuk barang-barang yang memiliki umur simpan atau nilai yang rentan terhadap waktu (misalnya, barang konsumsi, produk elektronik yang cepat usang), metode yang lebih umum dan direkomendasikan adalah FIFO (First In, First Out) atau FEFO (First Expired, First Out). Ini bertujuan untuk memastikan barang-barang lama atau yang mendekati tanggal kedaluwarsa dikeluarkan terlebih dahulu, meminimalkan risiko kerusakan, kadaluwarsa, dan kerugian.

Meskipun konsep LIFO ada dalam manajemen persediaan, penerapannya secara fisik di industri jasa kargo logistik mungkin terbatas pada jenis barang tertentu yang tidak terpengaruh oleh waktu atau pada konteks penilaian biaya secara akuntansi (jika diizinkan oleh standar akuntansi yang berlaku). Dengan demikian, pemahaman tentang arti lifo dan metode lifo sangat penting bagi para pelaku bisnis dalam dunia jasa cargo logistik. Penerapan strategi ini dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengelolaan inventaris yang efektif dan efisien.